Ilmuwan dan perancang busana berhasil mengembangkan kain baru berbahan seduhan teh hijau, gula dan nutrisi lain. Kain jenis baru itu disebut sebagai ‘kaos teh’.
Bahan itu memiliki tekstur kulit yang sangat ringan dan digunakan untuk membuat kaos, jaket bahkan sepatu, seperti dilaporkan Telegraph.
Bakteri yang ditambahkan ke dalam teh hijau dan gula akan menghasilkan filamen selulosa panjang yang menggumpal bersama, dan membentuk tatakan tipis dari kain yang mengambang di atas campuran itu.
Setelah mengering, tatakan tipis itu akan tampak mirip seperti papirus. Bahan ini tidak bisa diwarnai dan dicelup untuk menghasilkan tekstur dan efek berbeda.
Ilmuwan Imperial College London bekerja sama dengan perancang busana Central Saint Martins College of Arts and Design di London, menciptakan kain ini untuk industri fesyen.
Paul Freemont, ahli biologi molekular Imperial College mengatakan,”Bakteri ini secara alami akan menghasilkan kain dari selulosa dan akan meletakkannya pada tatakan yang mengambang di permukaannya.”
“Campuran ini menghasilkan kain yang tidak rata dan kain acak di mana kami berusaha membuatnya konsisten. Saat bahan ini kering akan terasa seperti kulit dan kuat bahkan kalian tidak bisa merobeknya,” kata Freemont.
Selama beberapa minggu, kain-kain ini bersatu menjadi lapisan tipis, dan lembaran basah selulosa ini mengeras saat kering.
Proyek ini dipimpin oleh Suzanne Lee, peneliti senior dan perancang di Central Saint Martins of Art and Design yang telah menggunakan bahan ini untuk membuat kain. Lee mengatakan ide membuat kain ini datang setelah bertemu dengan ahli biologi beberapa tahun lalu.
Lee mengatakan,”Dia menjelaskan bahwa mikroorganisme dapat digunakan untuk memutar selulosa untuk menghasilkan bahan seperti tekstil.”
“Saya sadar hal ini dapat menjawab banyak isu yang berhubungan dengan fesyen kontemporer dengan memanfaatkan limbah,” tambahnya.
Source :
0 komentar:
Posting Komentar