Cuci Mobil Sekarang
Untung Mengkilap dari Mobil Mengkilap Peluang baru usaha cuci mobil panggilan
Usaha cuci mobil panggilan mulai berkembang. Menghitung potensi pasarnya yang cukup besar dan pemainnya masih sedikit, usaha ini cukup menarik buat Anda jajal. Atau, jadikan saja sebagai bisnis sampingan. Apalagi, modalnya hanya beberapa juta rupiah.
Pasar otomotif boleh saja lesu, namun bisnis di seputar otomotif tetap bergulir kencang. Maklum, di jalanan kini jutaan unit mobil sibuk berseliweran. Mobil-mobil itu tentu terus membutuhkan suku cadang, perawatan, dan tentu saja jasa pencucian mobil.
Usaha pencucian jelas bukan hal baru. Pelaku usaha ini pun tak terhitung jumlahnya. Mulai yang membuka usaha cuci mobil kelas pinggir jalan sampai yang memakai mesin pencuci otomatis alias car wash machine. Umumnya, usaha pencucian mobil ini menerima mobil-mobil yang datang ke tempat pencucian itu untuk dibikin mengkilap.
Nah, kini ada pengembangan bisnis cuci mobil yang terbilang baru: usaha cuci mobil panggilan. Enaknya, usaha ini tidak butuh modal besar seperti umumnya usaha pencucian mobil biasa. Cukup beberapa juta rupiah saja, usaha ini bisa jalan. Sebab, usaha baru ini memang tidak membutuhkan modal besar untuk sewa tempat dan membangun sarana pencucian kendaraan.
Dari namanya saja sudah kebayang bagaimana usaha ini dijalankan. Si pelanggan tidak perlu repot atau terjebak macet saat mengantar mobilnya yang kotor ke lokasi pencucian. Cukup memanggil si tukang cuci mobil ke rumah, kantor, atau ke mana pun mobil Anda berada. Tak lama, cling… mobil Anda pun sudah mengkilap berkat si tukang cuci mobil panggilan.
Nah, usaha inilah yang sekarang dilakoni Q-lap, yang bermarkas di perumahan Bumi Serpong Damai (BSD). Bobby Wiyono, pemilik Q-lap yang mengawali bisnis cuci mobil panggilan, mengakui bahwa ide awal usahanya yang baru berumur tiga bulan ini bukan seratus persen berasal dari dirinya. “Idenya saya dapat dari Pak Cuci, “ungkap Bobby.
Pak Cuci ini adalah nama panggilan untuk seorang tukang cuci keliling yang beroperasi di sekitar perumahan Bintaro. Pak Cuci ini memakai sepeda sebagai sarana berkeliling perumahan. “Melihat Pak Cuci, otak bisnis saya langsung berputar,” tuturnya.
Kebetulan, Bobby melihat perumahan di kawasan Bintaro tidak begitu berbeda dengan kawasan tempat tinggalnya di BSD, tepatnya Kencana Loka. Malah ia melihat, karakter perumahan BSD yang banyak berbentuk klaster -yang membuat malas penghuni keluar rumah- bisa menjadi potensi bisnis yang menjanjikan. “Akhirnya, saya memberanikan diri membuka usaha ini,” ujarnya.
Pasar utamanya adalah perumahan kelas atas
Anda tertarik ikutan menjajal usaha ini sebagai usaha sampingan? Tentu kita bisa belajar dari pengalaman Bobby. Langkah pertama yang Bobby kerjakan adalah mengubah sedikit konsep cuci panggilan Pak Cuci. Kali ini Bobby tidak memakai sepeda sebagai sarana berkeliling di perumahan pelanggan. Dia mengganti sepeda dengan sepeda motor untuk menghela gerobak berisi perlengkapan cuci mobil. Untuk menghemat modal, dia tidak menggunakan motor baru, tapi cukup motor bekas yang kemudian digandeng dengan gerobak berukuran 1 m x 1,5 m.
Bobby kemudian pergi ke bilangan Kota, Jakarta, untuk mencari beberapa perlengkapan cuci mobil. Sebutlah motor penggerak berbahan bensin (steam) dan alat penyedot air (power sprayer), gentong air berikut perlengkapan lainnya. Total, untuk memulai bisnis sampingannya ini Bobby mengeluarkan modal tak sampai Rp 5 juta.
Setelah semua alat kerja siap, langkah selanjutnya adalah mencari pekerja alias tukang cuci. Bobby sengaja memilih tenaga pencuci dari lingkungan sekitar yang putus sekolah dan mau bekerja. Akhirnya, ia mendapat dua tenaga pencuci yang menjadi andalan Q-lap.
Sebelum beraksi di lapangan, Bobby menyuruh kedua pegawainya berkunjung dan mencermati cara kerja di tempat cuci mobil serta motor. Selanjutnya, Bobby menyuruh kedua tenaga ini untuk mencuci kendaraan milik Bobby sendiri. “Kalau ada yang salah, saya bilangin,” katanya.
Selain keterampilan pekerja, menurut Bobby, kunci sukses bisnis ini memaksimalkan kinerja tukang cuci. “Idealnya, satu kendaraan itu dicuci setengah jam dan bukan satu jam,” katanya. Ini penting diterapkan supaya jumlah kendaraan yang bisa dicuci bisa semakin banyak tanpa melupakan kebersihan kendaraan.
Setelah kedua pekerjanya siap, Bobby pun mulai memperkenalkan jasa cuci mobilnya dengan cara menyebar brosur. Hasilnya, pada hari pertama, ada 4 pelanggan yang minta dicucikan mobilnya.
Segera layanan Q-lap mulai dikenal luas di kawasan BSD. Maklum saja, di rumah mana pun Q-lap beraksi, biasanya para tetangga sebelahnya bakal menonton. Tak hanya nonton, sebagian mereka akhirnya ngobrol, ” Ujung-ujungnya, mereka ikut-ikutan cuci mobil juga, deh,” ujar Bobby. Orang-orang tak segan mencoba, lantaran Bobby memasang tarif standar untuk jasa cuci Q-lap, yakni Rp 12.000 untuk mobil, dan Rp 5.000 untuk motor.
Tiga bulan sejak usaha ini dimulai, kini Q-lap meladeni minimal 20 order pencucian mobil saban minggunya. Hampir 90% panggilan ini datang dari satu kawasan di BSD, yakni Taman Chrysant. “Yang ramai kalau hari Sabtu dan Minggu,” tuturnya.
Tidak spektakuler, memang. Namun, melihat usaha sampingan yang dikelolanya sambil lalu ini ternyata terus berkembang, Bobby pun mulai serius mengembangkannya. “Tadinya saya tidak berhitung tentang balik modal, tapi saya berencana segera mengutak-atiknya,” ujarnya. Yakin pasarnya masih begitu besar dan prospek usaha ini sangat menjanjikan, pengusaha kontraktor telekomunikasi dan penyewaan mobil ini tengah bersiap melakukan ekspansi usahanya ke kawasan perumahan lain.
+++++
Sudah Ada yang Mengendus
Ada kendala pada sepeda motor plus gerobak cuci motor ala Q-lap, usaha rintisan Bobby Wiyono. Spesifikasi kendaraan ini rawan kena razia polisi. “Bentuk kendaraan ini belum ada izinnya,” ucap Bobby. Walhasil, jangkauan wilayah operasi Q-lap pun jadi terbatas, yakni Kencana Loka-Bumi Serpong Damai dan sekitarnya saja. Padahal, BSD terbilang perumahan yang punya potensi pasar menjanjikan dengan banyaknya klaster yang ada maupun yang mulai berpenghuni.
Toh, Bobby tidak berputus asa. Ia berencana memperluas jangkauan pasarnya ke seluruh BSD hingga Alam Sutera. “Saya mau menambah dua kendaraan cuci keliling lagi,” timpalnya. Supaya kendaraannya aman berlalu lintas, Bobby bakal membeli kendaraan roda tiga merek Fukuda seharga Rp 10 juta-Rp 12 juta. “Malah, ada toko yang sudah menyediakan Fukuda berikut peralatan cuci segala,” tuturnya.
Saat menyambangi sebuah toko di bilangan Kota, dua Fukuda plus seperangkat alat cucinya sudah ada pemesannya. “Kalau tidak salah untuk wilayah Bandung, “tuturnya. Seorang teman Bobby pun kini bersiap membuka usaha ini di wilayah Pamulang, Ciputat. Nah, ternyata sudah mulai merebak, lo. Mungkin lebih menarik lagi kalau usaha ini menyediakan pula servis dan penggantian suku cadang ringan, di samping jasa cuci.
Markus Sumartomdjon
Source : http://stietn.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar